Tuesday, June 10, 2014

RAPA'I GELENG ACEH

Seni tari dari daerah Aceh ini sendiri juga mempunyai keistimewaan dan keunikan tersendiri, dimana tari dari daerah ini mempunyai ciri-ciri antara lain adalah pada mulanya hanya dilakukan dalam upacara-upacara tertentu, dalam hal ini upacara tersebut bersifat ritual dan sacral dan tentu saja bukan berupa tontonan untuk para masyarakat sendiri, kombinasinya serasi antara tari, music dan juga sastra, dimana tari ini dilakukan secara masal dengan tempat yang terbatas, serta pengulangan gerakan yang monoton dalam pola gerakan yang sederhana dan dilakukan secara berulang-ulang, serta waktu dari penyajian tarian ini juga relative panjang.
Tarian-tarian yang ada pada daerah Aceh ini sendiri antara lain adalah tari Seudari, Saman, Rampak, Rapai dan juga Rapai Geleng. Tetapi untuk tarian Aceh yang terkenal di Negara Indonesia sendiri adalah tari Rapai dan juga tari Saman. Beberapa tarian yang ada di provinsi aceh ini sendiri pun dibuat dengan beberapa sejarah yang terkandung didalam tarian tersebut, begitu juga dengan makna yang ada didalam tarian tersebut. sehingga kita dapat lebih mengerti dan juga memahami arti penting dan juga makna terbuatnya tarian yang berasal dari aceh ini sendiri.
Tarian ini sendiri biasanya dapat dihubungkan dengan sejarah yang ada pada masa lampau pada daerah tersebut, atau dapat juga berupa kata-kata yang sudah ada dan tentu saja dalam hal ini memiliki makna dan arti yang sangat banyak. Makna yang dibuat pun tidak sembarangan mengambil hal-hal yang tidak bisa diterima secara akal sehat, melainkan maknanya sendiri harus berupa hal-hal yang memang masuk akal dan bisa diterima oleh masyarakat secara luas. Seperti yang kita tahu terkadang ada beberapa tarian yang tidak memakai sebuah makna yang sesuai dengan apa saja yang dibutuhkan tersebut. tetapi untuk rata-rata tarian yang ada biasanya selalu memiliki makna tersendiri yang sangat luas dan juga memiliki pengertian yang luas yang terkadang tersirat dari beberapa arti dan hanya bisa dipahami oleh sebagian orang saja
RAPA'I GELENG

Rapa'i Geleng adalah sebuah tarian etnis Aceh yang berasal dari wilayah Aceh Selatan. Rapa'i Geleng dikembangkan oleh seorang anonim di Aceh Selatan. Permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak dasar dari unsur Tari Meuseukat.
Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki. Biasanya yang memainkan tarian ini ada 12 orang laki-laki yang sudah terlatih. Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi.
Kostum yang dipakai berwarna hitam kuning berpadu manik-manik merah.

Fungsi Tari Rapai Geleng
Fungsi dari tarian ini adalah syiar Agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial. Rapa'i Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Aceh Selatan. Saat itu tarian ini dibawakan pada saat mengisi kekosongan waktu santri yang jenuh usai belajar. Lalu, tarian ini dijadikan sarana dakwah karena dapat membuat daya tarik penonton yang sangat banyak.

Gerakan Tari Rapai Geleng
Tarian Rapai Geleng memiliki 3 babak yaitu:
  1. Saleuem (salam)
  2. Kisah (baik kisah rasul, nabi, raja, dan ajaran agama)
  3. Lani (penutup)
Gerakan tarian ini diikuti tabuhan rapai yang berirama satu-satu, lambat, lama kemudian berubah cepat diiringi dengan gerak tubuh yang masih berposisi duduk bersimpuh, meliuk ke kiri dan ke kanan. Gerakan cepat kian lama kian bertambah cepat.
Pada dasarnya, ritme gerak pada tarian rapai geleng hanya terdiri dalam empat tingkatan; lambat, cepat, sangat cepat dan diam. Keempat tingkatan gerak tersebut merupakan miniatur karakteristik masyarakat yang mendiami posisi paling ujung pulau Sumatera, berisikan pesan-pesan pola perlawanan terhadap segala bentuk penyerangan pada eksistensi kehidupan agama, politik, sosial dan budaya mereka.
Pada gerakan lambat, ritme gerakan tarian rapa'i geleng tersebut memberi pesan semua tindakan yang diambil mesti diawali dengan proses pemikiran yang matang, penyamaan persepsi dan kesadaran terhadap persoalan yang akan timbul di depan sebagai akibat dari keputusan yang diambil merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan dengan seksama. Maaf dan permakluman terhadap sebuah kesalahan adalah sesuatu yang mesti di berikan bagi siapa saja yang melakukan kesalahan. Pesan dari gerak beritme lambat itu juga biasanya diiringi dengan syair-syair tertentu yang dianalogikan dalam bentuk-bentuk tertentu. Sebagai contoh bisa tergambar dari nukilan syair dari salah satu bagian tarian.


Kata “raseuki” yang bermakna “rezeki” dalam syair di atas, merupakan simbol dari peruntungan. Bagi masyarakat Aceh, orang yang melakukan perbuatan baik kepada mereka dimaknakan sebagai sebuah keberuntungan. Makna sebaliknya, ketika orang melakukan perbuatan jahat, maka masyarakat Aceh mengartikan ketakberuntungan nasib mereka, dan ketakberuntungan itu merupakan permaafan.
Gerakan beritme cepat adalah gerak kedua, sesaat pesan yang terkandung dalam gerakan beritme lambat namun sarat makna usai dituturkan. Pada gerakan ini, pesan yang disampaikan adalah pesan penyikapan ketika perbuatan jahat, yang dimaknakan sebagai ketakberuntungan nasib, kembali dilakukan oleh orang atau institusi yang sama. Penyikapan tersebut bisa dilakukan dalam bentuk apapun, tapi masih sebatas protes keras belaka. Seperti bunyi syair di bawah


Gerakan beritme cepat ini tak lama, kemudian disusul dengan gerakan tari beritme sangat cepat mengisyaratkan chaos menjadi pilihan dalam pola perlawanan tingkat ketiga. Sebuah perlawanan disaat protes keras tak diambil peduli. Tetabuhan rapa-i pada gerakan beritme sangat cepat inipun seakan menjadi tetabuhan perang yang menghentak, menghantam seluruh nadi, membungkus syair menjadi pesan yang mewajibkan perlawanan dalam bentuk apapun ketika harkat dan martabat bangsa terinjak-injak. Cuplikan sajak “perang” nya (alm) Maskirbi yang biasa dilantunkan menjadi syair dalam gerakan beritme cepat pada tarian rapai geleng ini bisa menjadi contoh sederetan syair-syair yang dijadikan pesan.


Pada titiknya, semua gerakan tadi berhenti, termasuk seluruh nyanyian syair. Ini merupakan gerakan akhir dari tarian. Gerakan diam merupakan gerakan yang melambangkan ketegasan, habisnya semua proses interaksi.
Sekian informasi tentang Rapa'i geleng, semoga bermamfaat buat pembaca

0 comments:

Post a Comment