Kota Takengon yang berada di dataran tinggi Gayo, merupakan kota
tujuan wisata di Nanggroe Aceh Darussalam. Keindahan alamnya seperti
tersembunyi karena berada di tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Objek wisata alam yang terkenal di sana adalah Danau Laut Tawar,. Selain objek
wisata Danau Laut Tawar, terdapat tempat-tempat wisata lainnya di Kota
Takengon, seperti Gua Puteri Pukes, Pantang Terong, pemandian air panas
Wih Pesam, Bukit Terong (Puncak Khafi), Goa Loyang Koro, Pantai Menye,
Pantai Ketibung dan Monumen Pacuan Kuda Tradisional [Evant ini biasanya
dilakukan pada saat hari kemerdekaan]. Setidaknya ada 20 objek wisata
yang dapat dikunjungi di Kota Takengon. Khusus mengenai perlombaan
pacuan kuda, para jokinya biasanya anak usia sekolah. Mereka secara
alami terlatih dan berani tanpa menggunakan pelana, yang hanya memakai
kaus dan celana pendek berkuda dengan kencang.
1. Danau Laut Tawar
Danau Laut Tawar, yang menjadi kebanggaan masyarakat Takengon. Sebagian aktivitas masyarakat sekitar danau adalah sebagai nelayan. Ikan Depik [Rasbora Tawarensis], merupakan ikan khas danau laut tawar Aceh Tengah.
Danau Laut Tawar, yang menjadi kebanggaan masyarakat Takengon. Sebagian aktivitas masyarakat sekitar danau adalah sebagai nelayan. Ikan Depik [Rasbora Tawarensis], merupakan ikan khas danau laut tawar Aceh Tengah.
Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke Takengon, mengunjungi dan menginap di sekitar Danau Laut Tawar.
Penduduk
asli Takengon adalah Suku Gayo. Mereka merupakan keturunan dari
Batak Karo di Sumatera Utara. Bahasa daerahnya pun berbeda dengan
bahasa daerah penduduk Aceh pada umumnya. Kota Takengon
berhawa sejuk dengan keindahan alamnya yang luar biasa, dan berada
di kawasan dataran tinggi Gayo. Komoditi-komoditi unggulan yang
dipasarkan di Kota Takengon adalah komoditi-komoditi yang berasal
dari dataran tinggi Gayo, seperti kopi Gayo (kopi arabika) yang
terkenal yang diekspor ke Jepang, Amerika dan Eropa, tomat, markisa,
sayur-sayuran, jagung, cabe dan kentang. markisa, tomat, cabe,
jagung, sayur-sayuran, jeruk keprok Gayo, alpukat, tembakau dan
damar.
2.Rumah Edet Pitu Ruang
Rumah
Adat Tujuh Ruang (Umah Edet Pitu Ruang) bahasa Gayo, adalah
peninggalan raje Baluntara yang nama aslinya Jalaluddin sudah berdiri
sejak pra-kemerdekaan. Rumah adat itu adalah bukti sejarah orang Gayo
yang masih ada, tapi sayang tampaknya tidak ada yang peduli dengan
peninggalan sejarah tersebut.
Rumah
tua Umah Edet Pitu Ruang (Rumah Adat Tujuh Ruang) bukti sejarah orang
Gayo tersebut letaknya di sebuah kampung pinggiran Danau Lut Tawar
tepatnya di Kampung Toweren, Kecamatan Laut Tawar Aceh Tengah siapa
saja boleh melihatnya, tetapi rumah tesebut warnanya mulai pudar
bahkan nyaris hilang dimakan waktu seakan akan tidak ada yang perduli,
padahal rumah itu adalah bukti sejarah yang masih ada di Dataran
Tinggi Gayo yang benar-benar asli peninggalan tidak seperti rumah adat
di Linge dan Mess Pitu Ruang di Kampung Kemili Takengon yang hanya
copyan dari bentuk aslinya.
Beberapa
bagian lantai rumah adat tersebut sudah mulai lapuk. Begitu juga
dengan 27 tiang penyangga dari kayu pilihan dan diukir dengan pahatan
kerawang Gayo sudah mulai bergeser dan tidak lagi tegak lurus. Beberapa
batu gunung dipakai sebagai alas tiang utama agar posisi rumah tetap
stabil.
Beberapa warga (Petua
Kampung) Toeren tersebut mengatakan saat kami wawancarai, Rumah adat
Umah Pitu Ruang Toweren memang dibuat dari kayu pilihan. Diameter
tiang penyangganya pun seukuran dekapan dewasa. Tidak diketahui tahun
berapa rumah itu dibangun, tetapi menurut cerita, bangunannya sudah
berdiri sebelum kolonial Belanda masuk ke Dataran Tinggi Gayo.
Umah
Edet Pitu Ruang Gayo tersebut tidak mengunakan paku, tetapi dipasak
dengan kayu dan bermacam-macam ukiran di setiap kayu. Ukiran
tersebut bentuk nya berbeda-beda, ada yang berbentuk hewan dan ada
yang berbetuk seni kerawang Gayo yang di pahat khusus.
Walaupun
tidak mengunakan paku tapi kekuatan rumah adat pitu ruang tersebut
sangatlah kuat apalagi bahan kayu yang sangat bermutu pada zaman
duhulu, tetapi bagaimana pun kuatnya tanpa adanya perawatan bangunan
tersebut akan roboh dengan sendirinya di makan zaman.
Luas
Umah Edet Pitu Ruang itu, panjangnya 9 meter dengan lebar 12 meter.
Berbentuk rumah panggung dengan lima anak tangga, menghadap utara.
Sementara di dalamnya terdapat empat buah kamar. Selain empat kamar,
ada dua lepo atau ruang bebas di arah timur dan barat.
Semua
sambungan memakai ciri khas tersendiri menggunakan pasak kayu. Hampir
semua bagian sisi dipakai ukiran kerawang yang dipahat, dengan
berbagai motif, seperti puter tali dan sebagainya. Di tengah ukiran
kerawang terdapat ukiran berbentuk ayam dan ikan yang melambangkan
kemuliaan dan kesejahteraan. Sementara ukiran naga merupakan lambang
kekuatan, kekuasaan dan kharisma. Peninggalan Raja Baluntara, bukan
hanya bangunan tua yang bertengger usang di Kampung Toweren Uken,
tetapi aset bersejarah lain masih tersimpan rapi oleh pihak keluarga
seperti Bawar.
Bawar adalah sebuah tanda kerajaan yang diberikan oleh Sultan Aceh kepada Raja Baluntara.
Selain
Bawar yang masih disimpan oleh keluarga keturunan raja itu, ada
piring, pedang, cerka dan sejumlah barang peninggalan yang sangat
bersejarah. Di belakang rumah adat tersebut dahulunya ada rumah dapur
di bagian Selatan yang ukurannya sama dengan ruang utama yang
berukuran 9 x 12. Ruangan dimaksud telah hancur. Selain itu, juga ada
mersah, kolam dan roda, alat penumbuk padi dengan kekuatan air yang
semuanya juga sudah musnah.
Reje
Baluntara merupakan seorang raja yang juga mengusai kawasan hutan
sehingga disebut sebagai Reje Baluntara (raja belantara- red). Menurut
cerita yang berkembang foto Reje Baluntara, ditemukan oleh salah
seorang keluarga Reje Baluntara yang bekerja di Jakarta, almarhum Reje
Amat Banta.
Dalam sebuah
kesempatan ke Belanda, Reje Amat Banta menemukan foto Reje Baluntara
yang dibuat oleh Belanda, kemudian dibawa pulang ke Takengon, kemudian
dibuat lukisannya sesuai foto aslinya.
Sekeliling
rumah pitu ruang tersebut pada tahun 1990 dubuat pagar kawat oleh
Suaka Sejarah dan Peninggalan Purbakala Banda Aceh, kini rumah itu
tidak lagi di tempati oleh keluarga reje baluntara.
3.Gua Putri Pukes
GOA
Putri Pukes merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Aceh
Tengah. Ceritanya diriwayatkan sebagai legenda antara mitos dan fakta.
Betul
tidaknya legenda Putri Pukes, hingga sekarang belum ada yang bisa
memastikannya. Gua Putri Pukes tempat legenda itu diceritakan, kini
sudah menjadi tempat wisata, tetapi sangat di sayangkan gua tempat
manusia yang menjadi batu itu sudah disemen dan ditambah-tambah
sehingga tidak lagi alami.
Di
dalam gua Putri Pukes tersebut terdapat batu yang dipercayai adalah
Putri Pukes yang telah menjadi batu, sumur besar, kendi yang sudah
menjadi batu, tempat duduk untuk bertapa orang masa dahulu, alat
pemotong zaman dahulu.
Abdullah,
penjaga gua, Batu putri pukes tersebut membesar karena kadang-kadang
batu tersebut menangis sehingga air mata yang keluar tersebut menjadi
batu dan makin lama batu tersebut makin membesar.
Sementara
sumur besar kata Abdullah, setiap tiga bulan air di sumur tersebut
kering dan tidak ada air nya, bila ada air orang pintar akan datang
untuk mengambil air tersebut. Sedangkan kendi yang telah menjadi batu
tersebut pernah dibawa oleh orang, tetapi dikembalikan lagi karena
dilanda resah setelah mengambilnya. “Sedangkan tempat bertapa itu di
gunakan oleh orang zaman dahulu untuk melakukan bertapa guna mencari
ilmu dan alat pemotong (pisau) peninggalan manusia purbakala kata yang
ditemukan di dalam goa putri pukes,” jelas Abdullah.
Tidak
semua orang Gayo mengetahui cerita legenda Putri Pukes, sebagian dari
orang Gayo itu mengetahui legenda itu tetapi tidak mengetahui
bagaimana ceritanya. Menurut cerita dan informasi yang dikumpulkan
dari berbagai sumber yang mengetahui tentang legenda Putri Pukes.
Gua
Putri Pukes terletak di sebelah utara, tepatnya di Kampung Mendale,
Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah Putri Pukes merupakan nama seorang
gadis kesayangan dan anak satu-satunya yang berasal dari sebuah
keluarga di Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah.
Suatu
hari dia, dijodohkan dengan seorang pria yang berasal dari Samar
Kilang, Kecamatan Syiah Utama Kabupaten Aceh Tengah (sekarang Kabupaten
Bener Meriah). Pernikahan pun dilaksanakan, berdasarkan adat
setempat.
Mempelai wanita harus
tinggal dan menetap di tempat mempelai pria. Setelah resepsi
pernikahan di rumah mempelai wanita selesai, selanjutnya kedua
mempelai diantar menuju tempat tinggal pria. Pihak mempelai wanita
diantar yang dalam bahasa gayo disebut ‘munenes’ ke rumah pihak pria
ke Kampung Simpang Tiga Bener Meriah.
Pada
acara ‘munenes’ pihak keluarga mempelai wanita dibekali sejumlah
peralatan rumah tangga seperti kuali, kendi, lesung, alu, piring,
periuk dan sejumlah perlengkapan rumah tangga lainnya. Adat ‘munenes’
biasanya dilakukan pada acara perkawinan yang dilaksanakan dengan
sistem ‘juelen’, dimana pihak wanita tidak berhak lagi kembali ke
tempat orangtuanya.
Berbeda
dengan sistem ‘kuso kini’ (kesana kemari) atau ‘angkap’. Kuso kini,
pihak wanita berhak tinggal di mana saja, sesuai kesepakatan dengan
suami. Sementara sistem ‘angkap’, adalah kebalikan dari ‘juelen’, pada
sistem perkawinan ini, pihak lelaki diwajibkan tinggal bersama
keluarga pihak wanita, disebabkan pihak wanita yang mengadakan lamaran
terlebih dahulu.
Pernikahan ini
juga disebabkan beberapa hal antara lain, mempelai pria sebelumnya
meminta atau mengemis kepada wali mempelai wanita untuk dinikahkan
dengan putrinya, dengan alasan sangat mencintainya. Sehingga sebagai
persyaratannya, pihak pria harus tinggal bersama keluarga mempelai
wanita.
Disinilah detik-detik
terjadinya peristiwa sehingga nama Putri Pukes terkenal hingga
sekarang, saat akan melepas Putri Pukes dengan iringan-iringan
pengantin, ibu Putri Pukes berpesan kepada putrinya yang sudah menjadi
istri sah mempelai pria. “Nak…sebelum kamu melewati daerah Pukes
yaitu daerah rawa-rawa sekarang menjadi Danau Laut Tawar. Kamu jangan
penah melihat ke belakang,” kata ibu Putri Pukes.Sang
putri pun berjalan sambil menangis dan menghapus air matanya yang
keluar terus menerus. Karena tidak sanggup menahan rasa sedih, membuat
putri lupa dengan pantangan yang disampaikan oleh ibunya tadi. Secara
tak sengaja putri menoleh ke belakang, dengan tiba-tiba putri pukes
langsung berubah menjadi batu seperti yang sekarang kita jumpai di
dalam Gua Putri Pukes. Apakah itu hanya mitos atau memang benar-benar
terjadi, tetapi warga setempat percaya kalau cerita Putri Pukes itu
benar ada.
Sang
putri pun berjalan sambil menangis dan menghapus air matanya yang
keluar terus menerus. Karena tidak sanggup menahan rasa sedih, membuat
putri lupa dengan pantangan yang disampaikan oleh ibunya tadi. Secara
tak sengaja putri menoleh ke belakang, dengan tiba-tiba putri pukes
langsung berubah menjadi batu seperti yang sekarang kita jumpai di
dalam Gua Putri Pukes. Apakah itu hanya mitos atau memang benar-benar
terjadi, tetapi warga setempat percaya kalau cerita Putri Pukes itu
benar ada.
Sang
putri pun berjalan sambil menangis dan menghapus air matanya yang
keluar terus menerus. Karena tidak sanggup menahan rasa sedih, membuat
putri lupa dengan pantangan yang disampaikan oleh ibunya tadi. Secara
tak sengaja putri menoleh ke belakang, dengan tiba-tiba putri pukes
langsung berubah menjadi batu seperti yang sekarang kita jumpai di
dalam Gua Putri Pukes. Apakah itu hanya mitos atau memang benar-benar
terjadi, tetapi warga setempat percaya kalau cerita Putri Pukes itu
benar ada.
4.Batu Belah
Batu Belah (Atu Belah) Bahasa Gayo, Salah Satu Obyek Wisata yang ada di Kampung Penaron Kecamatan Linge Takengon Aceh Tengah.
Atu Belah bermakna batu belah. Legendanya sudah menjadi cerita rakyat, apakah Atu Belah ini fakta atau mitos belum ada yang bisa memastikannya, sebahagian masyarakat percaya kalau Atu belah tersebut benar benar ada dan sebagian masyarakat lainnya mengangap atu belah itu hanya cerita rakyat. Legenda Atu Belah itu menurut cerita yang berkembang di masyarakat, pada masa dahulu di desa Penerun Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah, hidup satu keluarga miskin. Keluarga itu mempunyai dua orang anak, yang tua berusia tujuh tahun dan yang kecil masih kecil. Ayah kedua anak itu hidup sebagai petani, pada waktu senggangnya ia selalu berburu rusa di hutan.
Atu Belah bermakna batu belah. Legendanya sudah menjadi cerita rakyat, apakah Atu Belah ini fakta atau mitos belum ada yang bisa memastikannya, sebahagian masyarakat percaya kalau Atu belah tersebut benar benar ada dan sebagian masyarakat lainnya mengangap atu belah itu hanya cerita rakyat. Legenda Atu Belah itu menurut cerita yang berkembang di masyarakat, pada masa dahulu di desa Penerun Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah, hidup satu keluarga miskin. Keluarga itu mempunyai dua orang anak, yang tua berusia tujuh tahun dan yang kecil masih kecil. Ayah kedua anak itu hidup sebagai petani, pada waktu senggangnya ia selalu berburu rusa di hutan.
Di
samping itu, ia juga banyak menangkap belalang di sawah, untuk
dimakan apabila tidak berhasil memperoleh binatang buruan. Belalang
itu ia kumpulkan sedikit demi sedikit di dalam lumbung.
Pada
suatu hari ia pergi ke hutan untuk berburu rusa, di rumah tinggal
istri dan kedua anaknya, pada waktu makan, anak yang sulung merajuk,
karena di meja tidak ada daging sebagai teman nasinya. Karena di
rumah memang tidak ada persediaan lagi, maka kejadian ini membuat
ibunya bingung memikirkan bagaimana dapat memenuhi keinginan anaknya
yang sangat dimanjakannya itu.
Akhirnya
si ibu menyuruh anaknya tersebut untuk mengambil belalang yang
berada di dalam lumbung. (padahal sebelumnya siayah memesan kepada
sang ibu jangan di buka lumbung yang berisikan belalang itu), Ketika
si anak membuka tutup lumbung, rupanya ia kurang berhati-hati,
sehingga menyebabkan semua belalang itu habis berterbangan ke luar.
Sementara
itu ayahnya pulang dari berburu, ia kelihatannya sedang kesal,
karena tidak berhasil memperoleh seekor rusa pun. Kemudia ia sangat
marah ketika mengetahui semua belalang yang telah di kumpulkan dengan
susah payah telah habis terlepas.
Kemudian,
dalam keadaan lupa diri si ayah memotong sebelah (maaf) payudara
istrinya, dan memanggangnya, untuk dijadikan teman nasinya. Kemudian
wanita malang yang berlumuran darah dan dalam kesakitan itu segera
meninggalkan rumahnya.
Dalam
keadaan keputusasaan si wanita tersebut pergi ke hutan, di dalam
hutan tersebut si ibu menemukan sebongkah batu, dengan keputusasaan
si ibu meminta kepada batu untuk dapat menelannya, agar penderitaan
yang di rasakanya berakhir.
Selepas
itu si ibu bersyair dengan kata-kata, “Atu belah, atu bertangkup nge
sawah pejaying te masa dahulu,” kalau diartikan dalam bahasa
indonesia “Batu Belah, batu bertangkup, sudah tiba janji kita masa
yang lalu. “Kata-kata” itu dinyanyikan berkali-kali secara lirih
sekali oleh ibu yang malang itu.
Tiba-tiba
suasana berubah, cuaca yang sebelumya cerah mejadi gelap disertai
dengan petir dan angin besar, dan pada saat itu pula batu bersebut
terbelah menjadi dua dengan perlahan-lahan tanpa ragu lagi si ibu
melangkahkan kakinya masuk ke tengah belahan batu tersebut. Setelah
itu batu yang terbelah menjadi dua tersebut kembali menyatu.
Si
ayah dan kedua anaknya tersebut mencari si ibu, tetapi tidak
menemukannya,mereka hanya menemukan beberapa helai rambut diatas
sebuah batu besar, rambut tersebut adalah milik siibu yang tertinggal
ketika masuk kedalam atu belah.
Kini
atu belah sudah hilang populernya hal itu di buktikan masyarakat
Gayo khususnya generasi sekarang masih banyak yang tidak tau cerita
dari legenda atu belah dan di kwatirkan cerita rakyat ini dengan
waktu berlalu makin hilang dengan sendirinya.
Tempat
wisata atu belah sudah tidak terawat lagi dan para wisatawan pun
tidak pernah lagi kesana, apakah karena jauh dari pusat kota takengon
ataupun karena sudah tidak populer lagi di masyarakat.
Demikian beberapa Tempat Wisata Aceh Tenggah yang diantaranya paling banyak dikunjungi oleh wisata lokal dan mancanegara di hari biasa atau pasca liburan.
permandangan yang masih asri dan suasana yang damai menambah kehangatan panorama keindahanya.
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#s
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpufw
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
Siapa yang pernah berkunjung ke kota
dingin Takengon pasti ingin kembali lagi. Alam yang sejuk dan pemandangan yang
menawan serta danau Laut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistimewaan
bagi diri masing-masing wisatawan. Kota Takengon berada dalam kepungan
gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah
provinsi Aceh. Untuk mencapai lokasi kota Takengon Anda bisa bepergian dari
kota Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.
Selain itu Anda juga
bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen, nanti Anda akan melihat
petunjuk Jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Bireuen.
- See more at: http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/wisata-favorit-di-kota-takengon-aceh.html#sthash.NG4aUVT0.dpuf
0 comments:
Post a Comment