Monday, April 14, 2014

Ratu Aceh Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Din akhirnya menikah kembali dengan Teuku Umar tahun 1880 juga seorang pejuang Aceh yang sangat disegani Belanda. Sejak menikah dengan Teuku Umar, tekad perjuangan Cut Nyak Din makin besar. Ia berjuang bersama suaminya sejak tahun 1893 hingga Maret 1896. Dalam perjuangannya Teuku Umar berpura-pura bekerjasama dengan Belanda sebagai taktik untuk memperoleh senjata dan perlengkapan perang lainnya. Sementara itu Cut Nyak Din berjuang melawan Belanda di kampung halaman Teuku Umar. Teuku Umar akhirnya kembali lagi bergabung dengan para pejuang Aceh lainnya setelah berhasil mendapatkan peralatan perang dan taktiknya diketahui Belanda. Tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar gugur dalam pertempuran sengit di Meulaboh, namun Cut Nyak Din teus melawan Belanda dengan cara bergerilya. Ia tidak pernah mau berdamai dengan Belanda yang disebutnya ”kafir-kafir”. Perjuangannya yang berat dengan bergerilya keluar masuk hutan membuat kondisi pasukan dan kesehatannya mengkhawatikan. Cut Nyak Dien menderita sakit encok dan matanya menjadi rabun. Merasa kasihan dengan kondisi pimpinannya, para pengawal Cut Nyak Dien akhirnya membuat kesepakatan dengan Belanda bahwa Cut Nyak Dien boleh ditangkap dengan catatan diperlakukan secara terhormat danbukan sebagai penjahat perang. Setelah menjadi tawanan, Cut Nyak Dien masih sering didatangi para simpatisan dan orang-orang syang setia kepadanya. Belanda menjadi curiga sehingga Cut Nyak Dien diasingkan di Sumedang Jawa Barat tanggal 11 Desemeber 1905. 

0 comments:

Post a Comment