Perlawanan Granada Raya 1568-1570 M. Merupakan usaha terakhir warga Andalusia untuk menyelamatkan Islam. Mereka mengerahkan harta, raga dan jiwa, berkorban tanpa pamrih secara terus menerus, sehingga suatu saat hampir menggapai kemenangan
Perlawanan tersebut di pimpin oleh Muhammad Bin Umayyah, yang di angkat sebagai raja Andalusia dan panglima mujahidin.
Saat itu, datang sekitat 25 pemimpin mujahidin, perwakilan dari wilayah Andalusia.
Dalam tempo beberapa minggu, anggota mujahidin berhasil merebut ratusan benteng pertahanan lawan dan kawasan perkotaan di perjuru Granada.
Dalam perlawanan itu ada sekitar 30ribu mujahidin yang turut bergabung menyatukan barisan, ditambah 5 ribu anggota mujahidin dari Turki, al-Jazair dan Maroko.
Saat itu, datang sekitat 25 pemimpin mujahidin, perwakilan dari wilayah Andalusia.
Dalam tempo beberapa minggu, anggota mujahidin berhasil merebut ratusan benteng pertahanan lawan dan kawasan perkotaan di perjuru Granada.
Dalam perlawanan itu ada sekitar 30ribu mujahidin yang turut bergabung menyatukan barisan, ditambah 5 ribu anggota mujahidin dari Turki, al-Jazair dan Maroko.
Selama pertempuran berlangsung, sikap Spanyol terhadap warga Andalusia semakin kejam dan ganas. Mereka membunuh sapa saja yang beragama Islam. Saat itu, para penjaga penjara menyerbu para tahanan yang beragama Islam dan menyembelih mereka satu persatu sampai menjelang subuh. Korban pembunuhan diperkirakan mencapai 150 jiwa asli Granada.
Kekejaman dan keganasan Kristen saat itu, membuat para mujahidin nekat. Kelompok baru dari kalangan ( para da'i ) yang semula menolak bergabung ikut terjun ke medan juang.
Dalam pertempuran itu, gugur seorang panglima yang gigih, Faraj bin Faraj.
Kekejaman dan keganasan Kristen saat itu, membuat para mujahidin nekat. Kelompok baru dari kalangan ( para da'i ) yang semula menolak bergabung ikut terjun ke medan juang.
Dalam pertempuran itu, gugur seorang panglima yang gigih, Faraj bin Faraj.
Syahid yang Dizalimi
Muhammad bin Umayyah, panglima perlawanan umat Islam terakhir mati dalam keadaan Syahid. Ia dikhianati oleh sekretaris dan menteri nya yang berkonspirasi dengan musuh. Dimana sekretarisnys menulis surat palsu yang mengindikasikan sang panglima mengkhianati perjuangan menentang Spanyol.
Para mujahid akhirnya menangkap dan memasukkan ke dalam penjara. Dan pada tanggal 20 Oktober 1569 M, sektetaris dan menteri membunuh dengan menikam dari belakang penjara.
Muhammad bin Umayyah, panglima perlawanan umat Islam terakhir mati dalam keadaan Syahid. Ia dikhianati oleh sekretaris dan menteri nya yang berkonspirasi dengan musuh. Dimana sekretarisnys menulis surat palsu yang mengindikasikan sang panglima mengkhianati perjuangan menentang Spanyol.
Para mujahid akhirnya menangkap dan memasukkan ke dalam penjara. Dan pada tanggal 20 Oktober 1569 M, sektetaris dan menteri membunuh dengan menikam dari belakang penjara.
Muhammad bin Umayyah dibaiat menjadi pemimpin saat berusia 22 tahun.selama berjuang selalu iklas untuk kejayaan nya umat. Ia banyak berkorban, hartanya digunakan untuk berjuang. Keluarga teraniaya. Ibu, saudara-saudaranya dan istrinya terbunuh.
Dan bapak serta salah saudara nya ditahan dalam penjara.
Dan bapak serta salah saudara nya ditahan dalam penjara.
Pengkhianatan dan konspirasi terhadap nya saat itu, sangat bertentangan dengan etika perjuagan.
Para pemimpin jihad banyak yang menggundurkan diri dan memilih kembali ke negeri mereka masing-masing.
Pada kesempatan yang sama, pemerintah Spanyol mengirimkan para pengkhianat Nimsa kepada pemimpin umat Islam Panglima Ibnu Abou untuk merayu nya menjadi raja dengan syarat harus menyerahkan kekuasaan terlebih dahulu.
Panglima Abou berkata dan bersumpah," Aku bersaksi kepada Allah, tidak akan menjado raja, kecuali dibaiat oleh umat Islam Andalusia sendiri untuk menjadi pemimpin.
Para pemimpin jihad banyak yang menggundurkan diri dan memilih kembali ke negeri mereka masing-masing.
Pada kesempatan yang sama, pemerintah Spanyol mengirimkan para pengkhianat Nimsa kepada pemimpin umat Islam Panglima Ibnu Abou untuk merayu nya menjadi raja dengan syarat harus menyerahkan kekuasaan terlebih dahulu.
Panglima Abou berkata dan bersumpah," Aku bersaksi kepada Allah, tidak akan menjado raja, kecuali dibaiat oleh umat Islam Andalusia sendiri untuk menjadi pemimpin.
Seruan Pertolongan
Pemimpin perjuangan Spanyol, Muhammad bin Umayyah maupun pengganti nya, Muhammad bin Abou telah menyeru melalui surat delegasi raja-raja Islam dari timur dan barat untuk memberi bantuan dan pertolongan, namum tidak mendapatkan respon sama sekali kecuali hanya telinga-telinga yang tuli dan mulut yang terbungkam membisu.
Pemimpin perjuangan Spanyol, Muhammad bin Umayyah maupun pengganti nya, Muhammad bin Abou telah menyeru melalui surat delegasi raja-raja Islam dari timur dan barat untuk memberi bantuan dan pertolongan, namum tidak mendapatkan respon sama sekali kecuali hanya telinga-telinga yang tuli dan mulut yang terbungkam membisu.
Seruan pertolongan yang dikumandangkan dengan nada pilu dan mengundang airmata, yang ditulis oleh Panglima Sultan Abdullah bin Abou, pada tanggal 11 Februari 1570 M. Kepada Mufti Qastantinia(Istambul),
Dia menulis sebagai berikut:
"Karena penindasan dan krisis yang menimpa terus berkepanjangan, maka kami kembali mengetuk pintu hati Paduka yang mulia, untuk membantu menyelamatkan umat Islam di Andalusia, 'Selamatkanlah kami, selamatkanlah...' karena hanya Allah yang MahaKuat dan MahaKuasa.
Kami memohon supaya seruan ini didengarkan oleh Sultan, karena dia yang dapat menyelamatkan dan membantu kami untuk menghadapi musuh. Katakan pada nya, ' jika ia mengkhendaki kami berada dibawah perintah nya, maka segeralah bertindak, sebelum kami runtuh, karena ada dua kekuatan tentara yang akan menyerbu kami dari dua arah,'"
Dia menulis sebagai berikut:
"Karena penindasan dan krisis yang menimpa terus berkepanjangan, maka kami kembali mengetuk pintu hati Paduka yang mulia, untuk membantu menyelamatkan umat Islam di Andalusia, 'Selamatkanlah kami, selamatkanlah...' karena hanya Allah yang MahaKuat dan MahaKuasa.
Kami memohon supaya seruan ini didengarkan oleh Sultan, karena dia yang dapat menyelamatkan dan membantu kami untuk menghadapi musuh. Katakan pada nya, ' jika ia mengkhendaki kami berada dibawah perintah nya, maka segeralah bertindak, sebelum kami runtuh, karena ada dua kekuatan tentara yang akan menyerbu kami dari dua arah,'"
Diakhiri dengan kata-kata solidaritas dan persatuan,
Sesungguhnya jika kita tidak memiliki rasa solidaritas dan persatuan untuk memerangi kezaliman, serta membela saudara seiman, maka Allah akan memberikan kesulitan pada hari kiamat, hari yang tidak berguna lagi semua kekuatan dan berbagai alasan. Wassalamu'alaikum."
Sesungguhnya jika kita tidak memiliki rasa solidaritas dan persatuan untuk memerangi kezaliman, serta membela saudara seiman, maka Allah akan memberikan kesulitan pada hari kiamat, hari yang tidak berguna lagi semua kekuatan dan berbagai alasan. Wassalamu'alaikum."
Akan tetapi, pintu hati raja tidak terbuka, bahkan lebih buruk lagi. Ternyata, Sultan Maroko, Abdullah al-Ghalib al-Sa'dy telah telah berkonspirasi dengan musuh Spanyol.
Dalam Tarikh Daulah diceritakan:
"Raja Maroko berpura-pura menyiapkan tentara dengan jumlah besar untuk menyatukan barisan dan mrmbantu mujahidin Andalusia untuk menentang Kristen.
Namum ketika warga Andalusia mulai mengadakan perlawanan dengan terhadap kristen, ia mulai menunda janji nya untuk membantu mereka.
Dalam Tarikh Daulah diceritakan:
"Raja Maroko berpura-pura menyiapkan tentara dengan jumlah besar untuk menyatukan barisan dan mrmbantu mujahidin Andalusia untuk menentang Kristen.
Namum ketika warga Andalusia mulai mengadakan perlawanan dengan terhadap kristen, ia mulai menunda janji nya untuk membantu mereka.
Umat Islam Terpecah, Kristen Bersatu
Dari dulu sampai sekarang, umat Islam bercerai-berai dan enggan menolong, walau teriakan saudaranya seakidah yang membutuhkan pertolongan terdengar.
Sementara orang kristen bersatu dan saling menolong ketika raja Spanyol yang meminta bantuan.
Bantuan datang dari penjuru Eropa dengan syiar Salib,yang berlandaskan kedengkian terhadap umat Islam di Andalusia.
Angkatan bersenjata Italia saat itu sekitar 24 kapal laut, mereka datang untuk membantu Spanyol menghadapi Umat Islam yang sudah terpecah belah.
Dari dulu sampai sekarang, umat Islam bercerai-berai dan enggan menolong, walau teriakan saudaranya seakidah yang membutuhkan pertolongan terdengar.
Sementara orang kristen bersatu dan saling menolong ketika raja Spanyol yang meminta bantuan.
Bantuan datang dari penjuru Eropa dengan syiar Salib,yang berlandaskan kedengkian terhadap umat Islam di Andalusia.
Angkatan bersenjata Italia saat itu sekitar 24 kapal laut, mereka datang untuk membantu Spanyol menghadapi Umat Islam yang sudah terpecah belah.
Ibnu Abou mengadakan perlawanan tanpa putus asa, walau tinggal bersama nya saat itu hanya 24 orang mujahid. Saat itu, Spanyol menipu nya dengan memasukikan seorang mata-mata yang bernama Syanisy ke dalam pasukan nya. Dia mengaku sebagai anggota mujahidin.
Syanish bersama enam orana anak buah nya masuk ketempat persembuyian Ibnu Abou dan membunuh nya disebuah Gua. Jasadnya diserahkan kepada Spanyol dibawa keliling Granada. Jasadnys dibawa masuk dalam sebuah pesta besar, seperti orang yang masih hidup dipertontonkan kepada seluruh warga Andalusia.
Syanish bersama enam orana anak buah nya masuk ketempat persembuyian Ibnu Abou dan membunuh nya disebuah Gua. Jasadnya diserahkan kepada Spanyol dibawa keliling Granada. Jasadnys dibawa masuk dalam sebuah pesta besar, seperti orang yang masih hidup dipertontonkan kepada seluruh warga Andalusia.
Setelah itu jasadnya dibawa ketempat esekusi dan dipancung kepala nya. Badanya diseret dijalan sehingga kulit dan bagian daging nya terkelupas dan tercecer. Setelah itu dibakar ditenggah taman terbesat di Granada.
Sementara kepala nya di masukan kedalam sangkar besi dan diletakkan di pintu gerbang utama kota, selama 30 hari.
Dengan demikian, berakhir perjuangan Granada Raya pada tahun 1573 M. Setelah penyerahan wilayah Galire, Siron Dan Barcelona, serta wilayah dataran rendah Mansurah di Mariya.
Pada perlawanan ini puluhan ribu umat Islam gugur dan ribuan orang Spanyol.
Sementara kepala nya di masukan kedalam sangkar besi dan diletakkan di pintu gerbang utama kota, selama 30 hari.
Dengan demikian, berakhir perjuangan Granada Raya pada tahun 1573 M. Setelah penyerahan wilayah Galire, Siron Dan Barcelona, serta wilayah dataran rendah Mansurah di Mariya.
Pada perlawanan ini puluhan ribu umat Islam gugur dan ribuan orang Spanyol.
Tragedi Baru
Setelah pemborantakan melawan Spanyol berakhir, muncul tragedi baru yang tidak pernah di alami warga Andalusia sebelum nya. Tragedi itu merupakan pengusiran 80 ribu warga muslim Granada dan Catilla.
Di antara mereka yang banyak meninggal dalam perjalanan karena kelelahan dan kelaparan.
Setelah pemborantakan melawan Spanyol berakhir, muncul tragedi baru yang tidak pernah di alami warga Andalusia sebelum nya. Tragedi itu merupakan pengusiran 80 ribu warga muslim Granada dan Catilla.
Di antara mereka yang banyak meninggal dalam perjalanan karena kelelahan dan kelaparan.
0 comments:
Post a Comment